Paramedis berdasarkan Wikipedia
Bahada Indonesia adalah profesi yang memberikan pelayanan medis pra-rumah
sakit dan gawat darurat. Sedangkan Ilmu yang mempelajarinya
disebut paramedicine. Paramedis menggunakan Ambulans untuk melaksanakan
tugasnya mendatangi TKP yang membutuhkan pertolongan medis kepada kecelakaan,
atau bantuan medis/kesehatan darurat lainya.
Di luar negeri, Paramedis juga diketahui sebagai field
medic atau "medis lapangan". Paramedis bisa
berasal dari instansi kesehatan/layanan darurat swasta ataupun negara,
Paramedis bisa berasal dari instansi Pemadam Kebakaran, layanan Ambulans,
tim Pencarian dan penyelamatan (SAR), militer, kepolisian, dll.
Di Indonesia, paramedis belum diakui sebagai sebuah profesi, dan belum memiliki
definisi yang jelas.
Dengan adanya kondisi pandemic
Covid-19, paramedis banyak diperbantukan untuk membantu rumah sakit dalam melakukan
kondisi tanggap darurat luar biasa. Tetapi paramedis juga harus tetap bersiap
siaga untuk melakukan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan lalu lintas.
Dengan terbatas ruang lingkup
paramedis, tidak seperti perawat di rumah sakit, paramedis memang bertugas
untuk melakukan response tanggap darurat, baik itu kecelakaan lalu lintas, kebakaran
gedung, atau tanggap darurat bencana alam.
Sehingga tidak banyak rumah
sakit mempekerjakan paramedis, jika terjadi kejadian tanggap darurat yang
bersamaan dan mengakibatkan banyaknya korba luka, maka hal ini akan menuntuk
paramedis untuk tetap fokus.
Tanggap darurat adalah kejadian luar biasa yang
mengakibatkan terjadinya korban jiwa, kerusakan benda dan alam. Paramedis boleh
dibilang hanya dibutuhkan saat ada kondisi tanggap darurat saja dalam
keseharian. Selama tidak ada kondisi tanggap darurat, maka paramedis tetap bersiap
sedia dan mempersiapkan semua peralatan yang wajib dibawa dalam ambulance.
Dalam kejadian tanggap darurat, maka korban jiwa dapat
dikategorikan berdasarkan Trauma Triage and Score yang dapat ditautan berikut https://patient.info/doctor/trauma-triage-and-scoring.
Berdasarkan standard tersebut, maka korban dapat
dikategorikan menjadi:
Prioritas 1 (P1) atau Triase
1 (T1): perawatan segera diperlukan - memerlukan intervensi penyelamatan hidup
segera. Kode warna merah.
P2 atau T2: perawatan
menengah atau mendesak diperlukan - memerlukan intervensi yang signifikan dalam
waktu dua sampai empat jam. Kode warna kuning.
P3 atau T3: perawatan
tertunda - membutuhkan perawatan medis tetapi ini dapat ditunda dengan aman.
Kode warna hijau.
Mati adalah klasifikasi
keempat dan penting untuk mencegah pengeluaran sumber daya yang terbatas pada
mereka yang berada di luar bantuan. Kode warna hitam.
Maka dalam kondisi sebenarnya, banyak kemungkinan
kombinasi kejadian dan kombinasi tingkat keparahan korban dan jumlahnya.
Sehingga dalam keseharian, paramedis selalu
dituntut untuk siap menhadapi segala kemungkinan kejadian yang terjadi dengan
segala beban pekerjaan, kelelahan di rumah sakit saat bersiap sedia atau
diperbantukan untuk mensupport pandemi Covid-1. Belum lagi adanya momen kejenuhan
karena belum tentu kondisi tanggap darurat terjadi pada saat bertugas, kemudian
mendapat panggilan untuk mensupport paramedis yang bertugas karena ternyata korbannya
banyak dilokasi kejadian.
Belum lagi beban keluarga korban yang marah-marah
atau berteriak-teriak histeris, atau beban keluarga yang dimiliki setiap
individu paramedis.
Di
Indonesia, Sebagian kecil paramedis bekerja di rumah sakit, untuk mensupport
jasa layanan tanggap darurat baik bersifat umum atau privat untuk mensuport perusahaan
– perusahaan yang membutuhkan jasa untuk tanggap darurat medis.
Secara
global, kebanyakan paramdis berdampingan dengan pemadam kebakaran atau perusahaan
penyedia jasa untuk tanggap darurat medis.
Dalam
kondisi luar biasa saat pandemi Covid-19, paramedis juga diperbantukan untuk
melakukan perawatan dan tanggap darurat pasien yang harus dievakuasi ke rumah
sakit untuk mendapat perawatan intensive.
Paramedis
dalam melakukan tindakan medis tanggap darurat akan menjadi orang pertama yang
melihat kondisi korban, menghadapi resiko ditempat tanggap darurat disaat juga
harus fokus melakukan tindakan pertolongan pertama kepada korban. Belum lagi,
paramedis harus mengambil keputusan (dengan support dokter secara virtual),
mana korban perlu mendapat perhatian lebih dan segera dievakuasi berdasarakan tingkat
keparah korban (Trauma Triage and Score). Sebuah beban moral dilapangan, jika salah
ambil keputusan, bisa jadi korban tidak terselamatkan.
Sehari
bersama paramedis, sebuah pekerjaan yang penuh dengan tanggung
jawab dan beban moral, dan tidak semua orang bisa melakukan.